Rabu, 06 Juni 2012

DAMARWULAN

Untuk anda tahu:
Damarwulan atau Damarsasongko adalah anak seorang bekas patih Majapahit bernama Udoro. Ia dilahirkan dan dibesarkan di desa Paluhamba di bawah asuhan ibu dan kakeknya Begawan Mustikamaya. Sesuai petunjuk kakek dan ibunya, Damarwulan mengabdi di tempat pamannya sendiri, Patih Logender (Seorang patih dikerajaan majapahit) untuk mengurus kuda. Kerajaan Majapahit waktu itu masih dipimpin seorang ratu bernama Ratu Kencono Wungu. Patih Logender mempunyai tiga orang anak, dua laki-laki bernama Layang Seto dan Layang Kumitir, sedangkan yang paling bungsu satu perempuan bernama Dewi Anjasmoro.
Dalam pengabdiannya Damarwulan sangat menderita, meskipun masih kemenakannya sendiri, oleh Logender, Damarwulan diperlakukan seperti budak dengan segala penderitaan, menerima siksa dan penghinaan. Apa lagi ditambah dua putra patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir sangat membencinya. kecuali Dewi Anjasmoro, anak perempuan Ki Patih Logender, yang menaruh hati kepada Damarwulan. Dewi Anjasmoro jatuh hati pada Damarwulan sejak pertama bertemu.
Saat itu Majapahit menghadapi ancaman Adipati Blambangan bernama MINAKJINGGO. Ancaman Blambangan semakin gawat, Saudagar-saudagar dan prajurit Majapahit yang sedang mengunjungi daerah-daerah bawahan seringkali dirampas. Pasukan Blambangan pun dibangun untuk menandingi kekuatan Majapahit. Para penjahat yang dikejar-kejar pasukan keamanan Majapahit diajaknya bergabung menjadi pasukan Blambangan.  MINAKJINGGO  minta penyerahan Majapahit dan Ratu Kencono Wungu untuk dijadikan permaisurinya.
Suatu malam, Ratu Kencana Wungu mendapat ilham, bahwa seorang pemuda bernama Damarsasongko alias Damarwulan yang dapat mengalahkan  MINAKJINGGO , Raja Blambangan. Maka ia minta Logender untuk mencari pemuda itu. Hal ini membuat iri hati kedua putra Patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir. Damarwulan yang telah dikawinkan dengan Anjasmoro diutus ke Blambangan untuk membunuh atau setidaknya menangkap  MINAKJINGGO . Begitu melihat Damarwulan, kedua istri  MINAKJINGGO , Dewi Wahita dan Dewi Puyengan jatuh hati Damarwulan. Dengan bantuan kedua istri  MINAKJINGGO , akhirnya Damarwulan berhasil memenggal kepala Minakjinggo dengan senjata Gada Wesi Kuning milik  MINAKJINGGO  sendiri yang dicuri oleh Dewi Wahita.
Dalam perjalanan pulang, Damarwulan dihadang Layang Seto dan layang Kumitir. Dengan kelicikannya, Layang Seto dan Layag Kemitir berhasil merebut kepala dan gada wesi kuning. Damarwulan yang dibuang ke jurang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir, berhasil diselamatkan oleh arwah ayahnya, dan disembuhkan luka-lukanya.
Layang Seto dan Layang Kumitir menghadap Ratu Kencana Wungu Sambil menyerahkan kepala  MINAKJINGGO  dan gada wesi kuning dan melaporkan bahwa mereka berdualah yang bisa membunuh  MINAKJINGGO Damarwulan yang sudah sembuh dan berhasil naik dari dasar jurang, juga  datang ke majapahit dengan membawa ke dua istri  MINAKJINGGO , dan melapor bahwa dia lah yang telah membunuh  MINAKJINGGO  dengan saksinya dan bukti kedua istri  MINAKJINGGO  .
Timbul keraguan siapakah yang membunuh  MINAKJINGGO  di benak Ratu Kencono Wungu. Akhirnya Damarwulan diadu berduel melawan Layang Seto dan Layang Kumitir. Tentu saja jika tanpa tipu muslihat Layang Seto dan Layang Kumitir tidak bisa mengalahkan Damarwulan. Kemenangan pun berpihak kepada  Damarwulan, dan dia pun berhak  mendapatkan hadiah naik tahta Majapahit dan memperistri Ratu Kencana Wungu dan mempunyai tiga selir, yaitu Dewi Anjasmoro, Dewi Wahito dan Dewi Puyengan.
Cerita ini diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: