Untuk anda tahu:
Damarwulan atau Damarsasongko adalah anak seorang bekas patih
Majapahit bernama Udoro. Ia dilahirkan dan dibesarkan di desa Paluhamba di
bawah asuhan ibu dan kakeknya Begawan Mustikamaya. Sesuai petunjuk kakek dan
ibunya, Damarwulan mengabdi di tempat pamannya sendiri, Patih Logender (Seorang
patih dikerajaan majapahit) untuk mengurus kuda. Kerajaan Majapahit waktu itu
masih dipimpin seorang ratu bernama Ratu Kencono Wungu. Patih Logender
mempunyai tiga orang anak, dua laki-laki bernama Layang Seto dan Layang Kumitir,
sedangkan yang paling bungsu satu perempuan bernama Dewi Anjasmoro.
Dalam pengabdiannya Damarwulan sangat menderita, meskipun masih
kemenakannya sendiri, oleh Logender, Damarwulan diperlakukan seperti budak dengan
segala penderitaan, menerima siksa dan penghinaan. Apa lagi ditambah dua putra
patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir sangat membencinya. kecuali Dewi
Anjasmoro, anak perempuan Ki Patih Logender, yang menaruh hati kepada
Damarwulan. Dewi Anjasmoro jatuh hati pada Damarwulan sejak pertama bertemu.
Saat itu Majapahit menghadapi ancaman Adipati Blambangan bernama MINAKJINGGO.
Ancaman Blambangan semakin gawat, Saudagar-saudagar dan prajurit Majapahit
yang sedang mengunjungi daerah-daerah bawahan seringkali dirampas. Pasukan
Blambangan pun dibangun untuk menandingi kekuatan Majapahit. Para penjahat yang
dikejar-kejar pasukan keamanan Majapahit diajaknya bergabung menjadi pasukan
Blambangan.
MINAKJINGGO minta penyerahan Majapahit dan Ratu Kencono Wungu untuk
dijadikan permaisurinya.
Suatu malam,
Ratu Kencana Wungu mendapat ilham, bahwa seorang pemuda bernama Damarsasongko
alias Damarwulan yang dapat mengalahkan
MINAKJINGGO , Raja Blambangan. Maka ia
minta Logender untuk mencari pemuda itu. Hal ini membuat iri hati kedua putra
Patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir. Damarwulan yang telah
dikawinkan dengan Anjasmoro diutus ke Blambangan untuk membunuh atau setidaknya
menangkap
MINAKJINGGO . Begitu melihat Damarwulan, kedua istri
MINAKJINGGO , Dewi
Wahita dan Dewi Puyengan jatuh hati Damarwulan. Dengan bantuan kedua istri
MINAKJINGGO ,
akhirnya Damarwulan berhasil memenggal kepala Minakjinggo dengan senjata Gada Wesi
Kuning milik
MINAKJINGGO sendiri yang dicuri oleh Dewi Wahita.
Dalam
perjalanan pulang, Damarwulan dihadang Layang Seto dan layang Kumitir. Dengan kelicikannya,
Layang Seto dan Layag Kemitir berhasil merebut kepala dan gada wesi kuning. Damarwulan
yang dibuang ke jurang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir, berhasil diselamatkan
oleh arwah ayahnya, dan disembuhkan luka-lukanya.
Layang Seto dan
Layang Kumitir menghadap Ratu Kencana Wungu Sambil menyerahkan kepala
MINAKJINGGO dan gada wesi kuning dan melaporkan bahwa mereka berdualah yang
bisa membunuh
MINAKJINGGO Damarwulan yang sudah sembuh dan berhasil naik dari
dasar jurang, juga datang ke majapahit
dengan membawa ke dua istri
MINAKJINGGO , dan melapor bahwa dia lah yang telah
membunuh
MINAKJINGGO dengan saksinya dan bukti kedua istri MINAKJINGGO .
Timbul keraguan
siapakah yang membunuh
MINAKJINGGO di benak Ratu Kencono Wungu. Akhirnya
Damarwulan diadu berduel melawan Layang Seto dan Layang Kumitir. Tentu saja
jika tanpa tipu muslihat Layang Seto dan Layang Kumitir tidak bisa mengalahkan
Damarwulan. Kemenangan pun berpihak kepada Damarwulan, dan dia pun berhak mendapatkan hadiah naik tahta Majapahit dan
memperistri Ratu Kencana Wungu dan mempunyai tiga selir, yaitu Dewi Anjasmoro,
Dewi Wahito dan Dewi Puyengan.
Cerita ini diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar